Menurut M88 Asia, sorotan Timnas Italia pada gelaran Euro 2024 ini tertuju kepada sosok Riccardo Calafiori. Seorang debutan di turnamen besar sekelas Euro yang baru mengoleksi caps ketiga ketika melawan Albania pada 16 Juni lalu.
Calafiori yang ditandemkan bersama Alessandro Bastoni tampil gemilang pada laga itu dan langsung mendapatkan pujian dari banyak pihak. Tak sedikit pula yang membandingkan Calafiori dengan legenda Italia, Paolo Maldini, karena disebut memiliki aura yang sama.
Bermain sebagai starter bek Timnas Italia di turnamen besar tentu bukan sesuatu yang mudah. Posisi ini pernah diisi oleh legenda macam Paolo Maldini, Alessandro Nesta, Leonardo Bonucci serta Giorgio Chiellini.
Pasca mundurnya Bonucci dan Chiellini dari timnas karena usia, Gli Azzurri dianggap tak lagi punya stok bek kelas dunia. Awalnya hanya Alessandro Bastoni yang dianggap relevan untuk meneruskan tradisi Italia sebagai negara penghasil bek kelas dunia.
Namun semuanya perlahan berubah ketika Calafiori berhasil mencuat namanya bersama Bologna. Calafiori sukses menjadi salah satu kunci Bologna yang berhasil lolos ke Liga Champions untuk pertama kali dalam sejarah.
Oleh karena itu M88 tertarik untuk menganalisa lebih dalam tentang bagaimana gaya main Riccardo Calafiori beserta perjalanan karirnya.
M88 Asia Analysis : Seorang Bek Modern Bermental Baja
Perubahan taktik di era sepakbola modern yang mengharuskan untuk mampu mengalirkan bola ke depan serta melakukan dribble selaras dengan apa yang dimiliki oleh Calafiori. Mantan pemain FC Basel ini bahkan cukup versatile karena mampu bermain pada bek tengah atau bek kiri pada sistem pertahanan 3 bek.
Calafiori punya semua modal untuk sebagai seorang bek tengah yang tangguh. Posturnya tinggi yakni 188 cm, kuat dalam duel udara serta mampu membaca permainan lawan dengan baik. Pembawaannya juga tenang bahkan ketika berada dibawah tekanan.
Tak hanya itu saja, Calafiori juga sanggup membantu fase menyerang timnya. Hal ini karena dirinya punya kemampuan untuk melakukan passing serta dribble. Musim lalu buktinya dia memiliki catatan 1600 umpan sukses, 76 umpan panjang akurat dan 5 assist.
Belum lagi kemampuan dribblenya yang mampu melewati striker yang merupakan lapis pertama pertahanan lawan. Ini tentu sebuah catatan yang luar biasa untuk seorang bek yang tidak banyak berfokus untuk menyerang.
The Breaking Lines bahkan menyebut jika Calafiori merupakan perpaduan sempurna antara seorang pemain bek sayap, bek tengah dan gelandang. Tak heran jika Calafiori disebut sebagai contoh ideal dari peran bek dalam sepakbola modern.
M88 Asia : Calafiori, Jalan Terjal Sang Wonderkid Sebelum Bangkit di Bologna
Berdasarkan arsip M88, Calafiori adalah seorang wonderkid dari AS Roma yang sudah diprediksi akan jadi pemain hebat. Sayang, ketika usianya baru menginjak 16 tahun, Calafiori mengalami cedera lutut parah pada laga UEFA Youth League 2018-2019 melawan Viktoria Plzen.
Sangking parahnya, beberapa dokter dan fisioterapis tak percaya dengan kondisi lutut Calafiori. Semua otot ligamen robek begitu pula dengan meniskus dan kapsul sendi. Cedera seperti ini umum terjadi di ajang motor cross bukan sepakbola.
Akibat cedera itu, karir Calafiori sempat divonis habis. Dia bukan lagi seorang wonderkid yang digadang-gadang akan bersinar apalagi menjadi starter bek Timnas Italia. Namun siapa sangka, Calafiori adalah pribadi yang bermental baja.
Pasca menepi nyaris 365 hari Calafiori pulih dari cedera. Namun ujian berat menghampirinya ketika dia tak masuk rencana AS Roma asuhan Jose Mourinho yang memang sedikit “alergi” dengan pemain muda. Dia sempat dipinjamkan ke Genoa hingga akhirnya harus mendarat di Swiss bersama FC Basel.
Di FC Basel, Calafiori kembali membangun tangga karirnya lagi. Dia bermain baik di Swiss hingga masuk radar Thiago Motta di Bologna. Di bawah asuhan Motta, Calafiori kembali menemukan jati dirinya lagi hingga kesuksesannya saat ini.
Menarik untuk ditunggu bersama M88 Asia bagaimana kelanjutan progresi karir Riccardo Calafiori. Euro 2024 akan menjadi ujian perdana yang harus dilaluinya.